Rabu, 08 November 2023

Apa itu Genosida , Apakah Itu Dilakukan Israel ke Palestina?

Apa itu Genosida

     Genosida adalah tindakan yang dilakukan dengan niat untuk menghancurkan, seluruhnya atau sebagian, suatu kelompok nasional, etnis, ras, atau agama. Tindakan ini biasanya melibatkan pembunuhan massal, pemindahan paksa, pemusnahan budaya, dan berbagai bentuk kekerasan lainnya.

Genosida tidak hanya melibatkan pembunuhan massal, tetapi juga bisa mencakup tindakan lain seperti:


  1. Menyebabkan penderitaan fisik atau mental serius kepada anggota kelompok tersebut.
    Ini bisa mencakup penyiksaan, pemerkosaan, penganiayaan seksual, penghinaan, dan bentuk kekerasan lainnya yang ditujukan untuk menimbulkan trauma pada anggota kelompok tertentu.
  2. Membuat kondisi hidup yang dirancang untuk menghancurkan kelompok tersebut.
    Ini bisa mencakup tindakan seperti pengepungan, pemindahan paksa, pemusnahan sumber makanan atau akses ke perawatan medis, atau tindakan lain yang ditujukan untuk memaksa kelompok tersebut ke dalam kondisi yang tidak dapat bertahan hidup.
  3. Mengambil tindakan untuk mencegah kelahiran dalam kelompok tersebut.
  4. Memindahkan secara paksa anak-anak dari satu kelompok ke kelompok lain.

Semua tindakan ini memiliki tujuan yang sama: untuk menghancurkan, seluruhnya atau sebagian, suatu kelompok nasional, etnis, rasial, atau agama. Meski mungkin tidak selalu melibatkan pembunuhan massal, tetapi dampaknya terhadap kelompok yang ditargetkan bisa sama mengerikannya.


Berikut beberapa contoh genosida dalam sejarah:

  1. Holocaust: Selama Perang Dunia II, Nazi Jerman membunuh sekitar enam juta Yahudi. Ini adalah contoh paling terkenal dari genosida dan telah diteliti secara luas.
  2. Genosida Armenia: Pada tahun 1915-1923, sekitar 1,5 juta orang Armenia dibunuh oleh Kekaisaran Ottoman. Ini adalah salah satu genosida pertama di abad ke-20.
  3. Genosida Rwanda: Pada tahun 1994, dalam waktu kurang dari 100 hari, sekitar 800.000 hingga 1 juta orang Tutsi dan Hutu moderat dibunuh oleh ekstremis Hutu.
  4. Genosida Bosnia: Pada tahun 1995, selama Perang Bosnia, lebih dari 8.000 pria dan anak laki-laki Muslim Bosnia dibunuh di Srebrenica oleh pasukan Serbia Bosnia.

Semua contoh ini menunjukkan betapa mengerikannya genosida dan pentingnya upaya untuk mencegah kejahatan ini di masa depan.

   
    Apakah arti dari genosida di atas bisa di kaitkan dengan perlakuan Israel terhadap Palestina ?

Serangan Israel terhadap warga Palestina dituding merupakan bentuk genosida. Hal ini sampai membuat Craig Mokhiber, Direktur HAM (Hak Asasi Manusia) PBB mengundurkan diri. Ia menilai PBB sudah tidak mampu menghentikan aksi genosida di Gaza.

Pada Sabtu, 28 Oktober 2023, Craig Mokhiber menyampaikan surat pengunduran diri kepada Komisaris Tinggi HAM PBB di Jenewa dan baru diketahui publik pada Selasa (31/10). Menurut klaim Mokhiber, PBB gagal mengatasi upaya genosida yang sedang terjadi di Gaza.

Tak hanya itu, dirinya menyatakan badan dunia tersebut juga gagal mencegah aksi serupa di sejumlah negara, seperti yang dialami warga Tutsi di Rwanda, Muslim di Bosnia, Yazidi di Irak, dan Rohingya di Myanmar.

"Namun, pembantaian besar-besaran terhadap rakyat Palestina saat ini, yang berakar pada ideologi kolonial pemukim etno-nasionalis, merupakan kelanjutan dari penganiayaan dan pembersihan sistematis yang telah berlangsung selama beberapa dekade, yang sepenuhnya didasarkan pada status mereka sebagai orang Arab," lanjutnya.

Pria yang sudah bergabung dengan PBB sejak 1992 itu turut menuduh Amerika Serikat, Inggris, serta mayoritas negara Barat terlibat dalam serangan yang sedang terjadi di Gaza, Yerusalem, dan Tepi Barat.

    Israel Lakukan Genosida di Palestina? 

Raz Segal dalam "A Textbook Case of Genocide" yang dikutip via laman Jewish Currents menuliskan, serangan Israel ke Gaza adalah "kasus genosida yang terjadi di depan mata".

Selaku ahli genosida yang sudah lama mengamati kekerasan Israel terhadap warga Palestina, Segal meyakini aksi mereka saat ini merupakan tindakan "terburuk dari yang terburuk".

Pasca peluncuran ribuan roket Hamas pada Sabtu (7/10) disertai pembunuhan massal terhadap lebih dari 1.000 warga sipil Israel, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu langsung memerintahkan serangan "permulaan" hingga menelan korban jiwa ribuan warga Palestina.

Tak hanya itu, pemerintah Israel bahkan meminta penduduk di Jalur Gaza utara untuk segera mengungsi ke selatan.Alasannya, serangan besar-besaran akan dilancarkan ke wilayah yang dikuasai Hamas itu.

Sebagai akibatnya, lebih dari 1 juta warga dan setengahnya anak-anak melarikan diri. Ada yang menuju Khan Younis, lokasi yang juga dipenuhi hujan tembakan rudal hingga kehabisan stok makanan, air, serta listrik.

Selama sepekan awal serangan Israel ke Gaza, PBB melaporkan 1.800 warga Palestina meninggal, ribuan orang luka-luka, dan lebih dari 400.000 penduduk mengungsi.

Pernyataan Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant,"Kami memberlakukan pengepungan total terhadap Gaza. Tidak ada listrik, tidak ada makanan, tidak ada air, tidak ada bahan bakar. Semuanya ditutup. Kami memerangi manusia binatang, dan kami akan bertindak sesuai dengan itu," pun didukung para pemimpin Barat.

Hingga Kamis (2/11/2023), serangan Israel telah menewaskan 8.796 warga Palestina. Seperti disampaikan Reuters menurut laporan Kementerian Kesehatan Gaza, 3.648 di antaranya adalah anak-anak.

"Mengingat tingginya jumlah korban sipil dan skala kehancuran yang terjadi setelah serangan udara Israel ke kamp pengungsi Jabalia, kami memiliki kekhawatiran serius bahwa ini adalah serangan yang tidak proporsional dan dapat dianggap sebagai kejahatan perang," kata seorang pejabat HAM PBB via X.

Salah seorang Menteri Spanyol, Ione Belarra, mendesak pemimpin Eropa agar segera menghentikan upaya genosida di Palestina dan berharap Uni Eropa tidak lagi patuh pada kepentingan Israel dan Amerika Serikat.

".....semua orang di seluruh Eropa meminta dan menuntut diakhirinya genosida terencana ini, pembersihan etnis terhadap orang-orang Palestina yang sedang dilakukan oleh Negara Israel," kata Belarra, seperti dikutip Anadolu Agency.

"Publik tercengang melihat posisi Uni Eropa yang tunduk pada kepentingan Amerika Serikat dan Negara Israel."

"Tentu saja, (kita harus) membawa Netanyahu ke International Criminal Court (Mahkamah Pidana Internasional) untuk diadili sebagai penjahat perang," lanjut Belarra.




Sumber referensi 
tirto.id


Read More